
Mendagri bersama Wali Kota Makassar meninjau kawasan kumuh dan menyiapkan program bedah rumah untuk warga.
Wali Kota Makassar Dampingi Mendagri, Rencana Bedah Rumah di Kawasan Kumuh Disiapkan
Pemerintah Kota Makassar kembali menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah pemukiman kumuh. Kali ini, Wali Kota Makassar mendampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melakukan peninjauan langsung ke salah satu kawasan kumuh yang berada di Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang. Kunjungan tersebut menjadi bukti nyata bahwa isu pemukiman tidak layak huni sudah menjadi perhatian serius pemerintah pusat maupun daerah, dan langkah konkret berupa program bedah rumah segera disiapkan.
Latar Belakang Masalah Pemukiman Kumuh di Makassar
Sebagai kota metropolitan terbesar di kawasan timur Indonesia, Makassar menjadi magnet pertumbuhan ekonomi sekaligus urbanisasi. Arus migrasi penduduk yang tinggi membuat jumlah hunian di kota ini meningkat pesat. Namun, tidak semua keluarga mampu menyediakan rumah yang layak huni. Akibatnya, beberapa kawasan di Makassar berkembang menjadi pemukiman kumuh dengan kondisi sanitasi buruk, rumah tidak layak, serta minim akses infrastruktur dasar.
Menurut data pemerintah, sekitar 15% warga Makassar masih tinggal di lingkungan yang dikategorikan kumuh. Kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan masyarakat, tingkat kemiskinan, serta kualitas hidup warga. Oleh karena itu, penanganan kawasan kumuh menjadi salah satu prioritas pembangunan jangka menengah pemerintah daerah.
Pentingnya Kunjungan Mendagri
Kunjungan Mendagri Tito Karnavian ke Makassar bersama rombongan pejabat kementerian menjadi simbol komitmen pemerintah pusat dalam mendukung program perumahan rakyat. Mendagri menegaskan bahwa masalah pemukiman kumuh tidak boleh hanya dibebankan kepada pemerintah daerah, melainkan harus menjadi tanggung jawab bersama. Dengan adanya sinergi pusat dan daerah, diharapkan program bedah rumah dapat terlaksana secara lebih cepat dan menyeluruh.
Mendagri juga menyampaikan bahwa keberhasilan sebuah kota bukan hanya diukur dari gedung pencakar langit atau pusat perbelanjaan modern, melainkan juga dari kemampuan menyediakan hunian layak bagi seluruh warganya. Oleh sebab itu, pemerintah pusat siap memberikan dukungan anggaran dan teknis dalam program penanganan kawasan kumuh di Makassar.
Komitmen Wali Kota Makassar
Wali Kota Makassar menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya menghadirkan hunian yang lebih baik bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ia menyampaikan bahwa program bedah rumah bukan hanya soal memperbaiki bangunan fisik, tetapi juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Dalam pernyataannya, Wali Kota menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga didorong untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan, pembangunan, hingga pemeliharaan rumah dan lingkungan. Dengan begitu, program bedah rumah akan lebih berkelanjutan dan memberi rasa memiliki bagi warga.
Rencana dan Fokus Program Bedah Rumah
Program bedah rumah yang disiapkan oleh Pemkot Makassar bersama kementerian terkait memiliki beberapa fokus utama:
-
Peningkatan Kualitas Hunian
Rumah-rumah tidak layak huni akan direnovasi agar lebih kokoh, sehat, dan memenuhi standar kenyamanan. -
Pembangunan Infrastruktur Dasar
Selain renovasi rumah, pemerintah juga akan menyediakan fasilitas dasar seperti air bersih, sanitasi, drainase, dan akses jalan lingkungan. -
Pemberdayaan Ekonomi Warga
Warga di kawasan kumuh akan mendapatkan pelatihan keterampilan agar dapat meningkatkan taraf hidup. -
Kolaborasi Lintas Sektor
Program ini akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, swasta, hingga lembaga sosial.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Program bedah rumah diharapkan membawa dampak positif yang luas, tidak hanya pada aspek perumahan, tetapi juga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
-
Kesehatan Meningkat: Rumah layak huni dengan sanitasi yang baik akan menurunkan risiko penyakit menular.
-
Ekonomi Lokal Tumbuh: Proses pembangunan akan menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan warga sekitar.
-
Nilai Aset Naik: Rumah yang diperbaiki akan meningkatkan nilai properti dan menjadi aset berharga bagi keluarga.
-
Kohesi Sosial Lebih Kuat: Lingkungan yang lebih rapi, sehat, dan nyaman akan memperkuat hubungan sosial antarwarga.
Tantangan dalam Implementasi
Meski penuh harapan, program bedah rumah tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan anggaran yang memadai. Selain itu, proses pendataan rumah tidak layak huni juga harus dilakukan secara transparan dan akurat agar tepat sasaran. Jika tidak, program ini berisiko menimbulkan kecemburuan sosial atau bahkan penyalahgunaan bantuan.
Selain itu, tantangan lain datang dari aspek keberlanjutan. Bedah rumah yang hanya berfokus pada pembangunan fisik tanpa melibatkan warga dalam pengelolaan lingkungan berpotensi kembali melahirkan kawasan kumuh di masa depan. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik sangat diperlukan.
Strategi Jangka Panjang
Untuk menjamin keberhasilan program, Pemkot Makassar telah menyiapkan strategi jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah:
-
Pengurangan kawasan kumuh secara bertahap hingga 50% dalam lima tahun.
-
Integrasi dengan program penataan kota lain, seperti transportasi publik, ruang terbuka hijau, dan sistem drainase perkotaan.
-
Kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk penelitian dan inovasi dalam pembangunan hunian murah.
-
Pelibatan masyarakat sipil dan organisasi lokal dalam mengawasi jalannya program.
Harapan Masyarakat
Warga Makassar menyambut baik program ini. Banyak di antara mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di rumah dengan kondisi sangat sederhana berharap bisa mendapatkan rumah yang lebih layak dan sehat. Tidak hanya itu, warga juga berharap adanya kesempatan ekonomi baru melalui pelatihan usaha kecil dan menengah yang menjadi bagian dari program pemberdayaan.
Beberapa warga bahkan menyampaikan bahwa mereka bersedia bergotong-royong membantu proses pembangunan, karena merasa bahwa rumah yang diperbaiki adalah warisan berharga bagi anak cucu mereka.
Kesimpulan
Kunjungan Mendagri ke Makassar yang didampingi langsung oleh Wali Kota menjadi momentum penting dalam mengatasi masalah pemukiman kumuh. Program bedah rumah yang disiapkan bukan hanya sekadar renovasi bangunan, melainkan sebuah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
Dengan sinergi pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat, Makassar memiliki peluang besar untuk keluar dari bayang-bayang kawasan kumuh dan menjelma menjadi kota dengan hunian yang lebih manusiawi, sehat, dan berdaya saing.
Program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada fisik bangunan, tetapi juga memperkuat sosial ekonomi warga, menciptakan lingkungan yang lebih baik, dan memberi masa depan cerah bagi generasi mendatang. baca berita lainnya hanya di onesulsel.id